Tuesday, August 10, 2021

The Princess & The Pea (Sang Puteri & Kacang Polong)

 


The Princess & The Pea (Sang Puteri & Kacang Polong)

Once upon a time, there was a prince who wanted to marry a princess; but she would have to be a real princess. He travelled all over the world to find one, but nowhere could he get what he wanted.


Pada suatu ketika… Ada seorang pangeran yang ingin menikahi seorang putri; tapi dia haruslah seorang putri sejati. Sang pangeran berkeliling ke seluruh dunia untuk  menemukannya, tapi di mana pun juga dia tidak bisa mendapatkan apa yang diinginkannya.



There were princesses enough, but it was difficult to find out whether they were real ones.


Ada cukup banyak putri, tetapi sulit untuk mengetahui apakah mereka benar-benar putri sejati.

One evening a terrible storm came on; there was thunder and lightning, and the rain poured down in torrents. Suddenly a knocking was heard at the city gate, and the old king went to open it.

Suatu malam badai mengerikan datang; ada guntur dan kilat, dan hujan turun dengan deras. Tiba-tiba terdengar ketukan di gerbang kota, dan sang raja bergegas membukanya.

It was a princess standing out there in front of the gate. But, what a sight! the rain and the wind had made her look terrible. The water ran down from her hair and clothes; And yet she said that she was a real princess.

Seorang putri berdiri di depan gerbang. Tapi, pemandangan yang luar biasa! hujan dan angin membuatnya tampak kacau. Air mengalir dari rambut dan pakaiannya; Namun dia mengatakan bahwa dia adalah seorang putri sejati.

“Well, we’ll soon find that out,” thought the old queen. But she said nothing, went into the bed-room, took all the bedding off the bedstead, and laid a pea on the bottom; then she took twenty mattresses and laid them on the pea, and then twenty eider-down beds on top of the mattresses. On this the princess had to lie all night. In the morning she was asked how she had slept.

“Yah, kita akan segera mengetahuinya,” pikir sang ratu. Tetapi dia tidak mengatakan apa-apa, pergi ke kamar tidur, mengambil semua kasur dari ranjang, dan meletakkan kacang polong di bagian bawah; lalu dia mengambil dua puluh kasur dan meletakkannya di atas kacang polong, dan kemudian dua puluh selimut bulu di atas kasur. Di situlah sang putri harus berbaring sepanjang malam. Di pagi hari dia ditanya bagaimana tidurnya.

“Oh, very badly!” said she. “I have scarcely closed my eyes all night. Heaven only knows what was in the bed, but I was lying on something hard, so that I am black and blue all over my body. It’s horrible!”

“Oh, sangat buruk!” kata dia. “Aku hampir tidak bisa menutup mata sepanjang malam. Tuhan yang tahu apa yang ada di ranjang, tetapi aku telah berbaring di atas sesuatu yang keras, sehingga aku lebam di sekujur tubuhku. betapa mengerikan!”

Now they knew that she was a real princess because she had felt the pea right through the twenty mattresses and the twenty eider-down beds. Nobody but a real princess could be as sensitive as that.

Sekarang mereka tahu bahwa dia adalah seorang putri sejati karena dia merasakan kacang polong sampai melewati dua puluh kasur dan dua puluh selimut. Tidak ada seorang pun kecuali seorang putri sejati yang bisa se-sensitif itu.

So the prince took her for his wife, for now he knew that he had a real princess.

Jadi sang pangeran pun menjadikannya istrinya, sekarang dia tahu bahwa dia telah memiliki seorang putri sejati.

1 comment: